Bp. Ir. Rusdiano dan rombongan

saat pelantikan Kepala Desa Paninggaran periode 2013-1019..

Tim KKN STAIN Pekalongan

Di desa Paninggaran tahun 2014.

Selasa, 06 Mei 2014

Tempat Ibadah


Semua tempat merupakan tempat beribadah kepadaa Allah swt. salah satu tempat yang secara khusus digunakan masyarakat untuk beribadah, khususnya untuk menjalankan perintah sholat dan penyiraman rohani yaitu masjid.
Masjid adalah sebuah sebuah sarana ibadah yang khas. Dia dibangun atas dasar kebutuhan, tidak ada kepemilikan secara personal, ikatan emosional dengan jamaahnya sangat bagus, tidak punya cacat (karena tidak ada pemiliknya), tersebar diseluruh penjuru komunitas warga masyarakat, mudah menerima ide dan gagasan baru yang lebih bermanfaat bagi warga dan masih banyak lagi potensi strategis yang dimiliki oleh masjid. Potensi masjid dan mushalla yang begitu besar dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kemakmuran masyarakat lingkungannya. masjid dan mushola di Paninggaran selain di gunakan sebagai tempat ibadah kepada Allah swt. terdapat pula kegiatan-kegiatan rutin yang di laksanakan oleh masyarakat sekitar untuk lebih memperdalam ilmu agama, seperti pengajian, kemudian pelatihan kreativitas, seperti simtudduror, dan kegiatan lain yang tujuannya untuk meningkatkan keimanan serta mempererat tali silaturahmi antar masyarakat. Semoga dengan rutinitas tersebut dapat menjadikan masyarakat Paninggaran yang religius di setiap sisi kehidupan.

Sejarah Desa Paninggaran

             
Desa Paninggaran mula-mula berasal dari sekelompok orang yang menghuni suatu tempat di wilayah yang sekarang namanya Desa Paninggaran, namun pada waktu itu tempat yang ditinggalinya belum ada namanya. Kala itu sebelum masa walisongo datanglah seorang pengembara dari tanah pasundan yaitu “Pangeran Siliwangi yang oleh ayahnya diizinkan untuk mengikuti agama ibunya yaitu islam. Namun sebagai pemeluk islam pengeran Walangsungsang tidak puas belajar agama islam dari Ibunya saja, Beliau menjadi satria pengembara mencari guru-guru agama yang dianggapnya memiliki ilmu agama Islam yang tinggi.
            Dalam pengembarannya di gunung merapi, dari orang tua disana memberwejangan kalau ingin menemukan guru agama yang tinggi ilmunya, temui saja Syeh Datuk Kafi di pesantren Amparan Jati Cirebon.  Pangeran Walangsungsang berjalan dari Gunung Merapi menuju Cirebon dengan jalan melintas.
            Dalam perjalanannya menuju Cirebon, berkali-kali  Pangeran Walangsungsang berhenti dan beristirahat di berbagai tempat. Di setiap persinggahan Pangeran Walangsungsang mengajarkan baerbagai ilmu diantaranya ilmu agama islam, ilmu bertani, ilmu berladang, juga ilmu berburu binatang buas. Ilmunya ini dipelajari oleh masyarakat yang  disinggahinya disebuah pedukuhan, Pangeran Walangsungsang dikenal sebagai ahli bertani. Ilmu cocok tanam dinamakan masyarakat setempat  dengan  sebutan “Tanduran” oleh karenanya Pangeran Walangsungsang tidak  pernah memberitahukan nama aslinya (sedang menyamar) sehingga oleh masyarakat dan murid-muridnya hanya dikenal sebagai “Mbah Wali Tanduran” yang oleh masyarakat Desa Paninggaran sampai saat ini diperingati khaulnya pada tanggal 11 Dzulqo’dah.
            Kegemarannya sebagai pemburu binatang buas, sehingga oleh masyarakat setempat dikenal juga sebagai “Paninggaran”, hingga kini sebutan itu melekat erat,dan dijadikan nama desa dan kecamatan, yaitu Desa Paninggaran, dan Kecamatan Paninggaran.
             Sejarah Desa Paninggaran telah tersusun atas bantuan informasi dari :
1.      Bapak H. Suwadi Alm. (Tokoh Masyarakat Desa Paninggaran)
2.      Bapak Kyai Muhammad abdussalam Alm. ( Tokoh Ulama Desa Paninggaran)
3.      Bapak Kyai Haji Syarifudin (Tokoh Ulama Wonopringgo)
4.      Masyarakat Desa Paninggaran yang dipimpin oleh Bapak H. Ahmad Hilal sebagai kepala Desa Paninggaran
5.      Pustaka Purwaka Caruban Nagari, Transliterasi pangeran Sulaiman Selendraningrat,Keprabon Cirebon.
6.      Pustaka pangeran Wangsa Kerta Cirebon.
Adapun yang pernah menjabat kepala desa Paninggaran sampai sekarang adalah :
1.      Bp. Abdul Majid
2.      Bp. Muslim
3.      Bp. Wasaan
4.      Bp. Kartim
5.      Bp. H. A. Hilal
6.      Bp. Anas Gatot
7.      Bp. H. Son Hadi, S.H
8.      Bp. H. Son Hadi, S. H
Bp. Ir. Rusdiyono

Lembaga Pendidikan





Lembaga Pendidikan di desa Paninggaran cukup lengkap, dari tingkat Kelompok Belajar (KB), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) serta lembaga pendidikan yang bersifat non formal seperti Madrasah Diniyah, Taman Pendidikan Al-Quran dan Pondok Pesantren aktif berperan dalam mencerdaskan anak bangsa Paninggaran.
Dengan banyaknya lembaga pendidikan yang ada, semoga dari semua pihak dapat bekerja sama dengan baik sehingga putra-putri Paninggaran menjadi cikal bakal masyarakat yang kompeten, berbakti bagi agama, nusa dan bangsa.